Friday, June 20, 2008
Tips and Tricks Memotret Bunga
Seperti kupu2 dan serangga-serangga lain, bunga juga merupakan benda yang menarik sebagai subyek foto. Bentuk, teksture, dan warnanya sangat menarik untuk difoto. Memotret bunga hampir sama dengan memotret kupu-kupu yang sudah iwoth posting sebelumnya. Tentu saja memotret bunga lebih mudah dibanding dengan motret kupu-kupu atau serangga bergerak. Kita bisa mendekat, menghilangkan atau membersihkan obyek-obyek yang mengganggu sehingga interest atau subyek bunga bisa lebih ditonjolkan.Dalam memotret bunga, ketajaman tekstur dan komposisi warnanya harus terkam dengan baik. Pemotretan dengan close-up menjadi direkomendasikan untuk mendapatkan detail yang bak. Pada kamera biasanya terdapat fitur makro untuk membantu mengoptimalkan pemotretan close up. Gunakan ISO rendah untuk menjamin kerapatan warna. Tripod juga dapat digunakan untuk menghindari camera shake yang kerap muncul pada saat pemotretan close up apalagi dengan lensa zoom.Pemakaian lensa zoom juga disarankan untuk mendapatkan close up foto yang optimal tanpa harus terlalu mendekatkan kamera kearah subyek. Efek memperpendek rentang fokus yang dimiliki lesa zoom juga akan sangat membantu menonjolkan subyek dan mem-blur-kan background dan foreground.Pilih warna-warna cerah
Bunga pohon Waru sangat jarang diperhatikan orang. Namun warnanya yang kuning cerah diantara background dedaunan yang berwarna gelap menjadi sangat menarik untuk dijadikan ’aktris’ pemeran utama dalam sebuah photo. Perhatikan arah bunga menghadap ke kanan atas frame. Ruang disebelah kanan atas frame photo juga diberikan sedikit lebih luas.Seperti foto diatas anggrek tanah disamping sebenarnya kurang menarik dilihat karena ukurannya yang kecil. Namun warna yang cerah dan tektur yang berwarna kontras ternyata sangat indah jika diambil secara close up. background yang gelap semakin menonjolkan kecerahan warna bunga
Canon EOS 350D; ISO100; f/5.6; 1/160 sec; 28/12/2006 08:01:06 AM
Bunga Segar dan Fresh
Bunga segar di pagi hari yang masih dibasahi embun atau yang barusan tersiram air hujan sangat bagus untuk dipotret. Kilau kristal air yang melekat menciptakan tekstur yang menambah daya tarik foto. Iwoth menggunakan lampu flash untuk menambah efek kilauan air.
Canon EOS 350D; ISO100; f/5.6; 1/80 sec; 23/12/2007 07:08:03 AM; Build in flash fired.
Bunga disamping adalah bunga semak-semak yang berukuran kecil. dengan melakukan close up didapatkan foto bunga yang menarik.
Canon EOS 350D; ISO100; f/100; 1/50 sec; 22/12/2007 07:06:18 AM
Bunga ber-tekstur
Tektur dan warna menjadi kekuatan utama foto Bunga Petai disamping. Titik embun yang masih menepel memberikan tambahan pesona bunga.Konika Minolta DiMAGE Z3; ISO100; f/4.5; 1/320 sec; 17/09/2005 07:29:56 AM
Labels: Digital Photography
Thursday, June 19, 2008
Kegiatan memotret serangga misalnya capung, kupu-kupu, atau belalang adalah kegiatan outdoor photography yang sangat menarik. Selain bisa jadi sebuah olahraga, kegiatan ini bisa jadi kegiatan rekreasi menarik dan jika hasil perburuan kita bagus bisa menjadi kepuasan tersendiri.
Serangga, terutama kupu-kupu adalah subyek photo yang sangat menarik. Warna dan bentuknya banyak disukai baik oleh photographer pro maupun amatir. Pada sesi ini iwoth ingin berbagi tips dan trik pada saat kita melakukan kegiatan photography serangga bergerak.
Persiapan
Yang perlu disiapkan sebelum melakukan pemotretan serangga pada dasarnya adalah sama dengan persiapan melakukan kegiatan outdoor photogrphy. Pertama siapkan kamera dan segala perlengkapannya termasuk lensa. Jangan lupa membawa lensa zoom karena lensa ini akan sangat membantu menangkap subyek dari jarak yang ’lebih jauh’ agar tidak mengganggu serangga dan membuatnya kabur. Kegunaan lain lensa zoom adalah sangat efektif dalam menonjolkan point of interest yaitu subject serangga yang akan kita bidik. Efek lensa zoom adalah memperpendek rentang fokus yang dapat membuat blur background atau foreground diluar area yang difokuskan pada subject.
Tripod ngga perlu dibawa karena justru akan membuat repot. Kegiatan outdoor photography pada umumnya dilakukan pada siang hari dimana dukungan tripod kurang dibutuhkan. Dari pada repot-repot bawa tripot lebih baik bawa ransel yang berisi cukup minuman dan snack secukupnya agar tidak kelaparan dan dehidrasi.
Waktu Pemotretan
Pilih waktu yang tepat untuk kegiatan pemotretan, jangan terlalu pagi karena para serangga mungkin masih pada tidur :) .. Namun jangan terlalu siang, karena intensitas cahaya yang matahari yang terlalu kuat dapat memberikan efek bayangan mengganggu selain itu ada efek lain yaitu membuat stamina kita cepet ngedrop kepanasan. Efek bayangan sinar matahari yang terik dapat diantisipasi dengan merubah arah sudut pemotretan atau dengan closeup.
Kupu-kupu disamping memiliki ukuran asli yang tidak terlalu besar. warna sayapnya yang indah dengan bulatan warna merah yang kontras sangat menarik perhatian iwoth. Iwoth berdiri tegap dan berusaha stay still dan silent serta bersabar menunggu. Kupu-kupu yang terbang pasti kembali menemui pucuk bunga yang ditinggalkan.. (puitis bangeth).. Lensa zoom sangat membantu iwoth dalam mendapatkan pembesaran gambar. background tanah tampak sangat blur akibat efek lensa.
Iwoth menggunakan ISO 200 dengan kecepatan 1/350 detik untuk mengurangi camera shake karena iwoth menarik penuh lensa Sigmanya 300mm.
Canon EOS 350D; Sigma 28-300mm; ISO 200, f/6.3, 1/350sec; Focal length 300mm; 20/02/2007 12:43:50 PM
Kupu-kupu disamping sangat energik.. Sayapnya ngga mau diam walaupun dia sedang mengisap madu bunga liar di semak-semak. Iwoth harus bener sabar karena dia gampang terusik dan terbang, tapi dia akan kembali lagi menemui bunganya. Iwoth harus mengambil posisi tengkurap untuk menangkap gambar kupu-kupu ini. Iwoth membutuhkan kecapatan yang lebih tinggi agar pergerakan sayapnya dapat dia ’freeze’ dengan baik.
Canon EOS 350D; Sigma 28-300mm; ISO 200, f/7.1, 1/400sec; Focal length 300mm;
20/02/2007 12:30:50 PM
Red Dragonfly di samping diambil dibawah terk matahari yang kuat. bayangan dibawah badan dan kepalanya sangat terlihat namun tidak terlalu mengganggu justru memberikan efek kilau pada mata dan sayapnya. Fungsi lensa Zoom ditambah pemilihan diafragma medium f/5.6 sangat berhasil memperpendek rentang fokus yang sangat membantu mem-blurkan foreground dan background sehingga fokus dapat di konsentrasikan pada badan subyek yang berwarna merah kontras. Point of interest photo sangat menonjol tidak terganggu oleh obyek2 lain.
Canon EOS 350D; Sigma 28-300mm; ISO 100, f/5.6, 1/400sec; Focal length 300mm;
20/02/2007 12:30:50 PM
Belalang hijau berikut diambil diantara semak2 belukar rumput gajah yang menjulang. Sebenarnya gambar disamping adalah sangat crowded (ramai) dan sangat tidak menarik karena belalang dan backgroundnya sangat dekat. sehingga belalang sebagai point of interest menjadi kurang menonjol dan bahkan tidak kelihatan. iwoth sengaja mengeditnya dengan PS dan ’membuat’ background jadi sangat blur. Tips photo editing seperti yang iwoth lakukan dismping Insya Allah akan iwoth posting beberapa waktu mendatang.
Tips lain yang perlu diperhatikan dalam pemotretan serangga bergerak adalah gunakan resolusi kamera yang paling maksimal. Dengan penggunaan resolusi paling maksimal kita dapat meng’crop’ hasil foto menjadi close up dengan ukuran yang masih ’relatif’ besar.
Labels: Digital Photography
How a camera works..
Pada saat ini sebuah kamera digital baik compact (pocket), SLR, dan semi SLR dipasarkan dengan dengan berbagai fitur menarik dengan harga yang ’sangat terjangkau’. Menu dan fitur yang ditawarkan sangat banyak mulai dari yang serba otomatis, semi otomatis hingga setting manual sesuai kehendak kita. Untuk pemula memang disaran kan digunakan setting otomatis untuk menjamin foto yang dihasilkan dapat dilihat dengan baik.
Dengan setting otomatis (automatic exposure) kamera bekerja berdasarkan setting yang sudah ditentukan (default) dari pabrik yang bekerja berdasarkan sensor cahaya. Setting pabrik yang dimaksudkan minimal adalah diafragma, kecepatan, ISO, dan tentunya fokus lensanya. Photographer hanya perlu mengatur sudut pengambilan, serta mengatur jauh dekat zoom lensanya. setelah itu tinggal klik, jadi deh fotonya. Tips untuk mendapatkan sudut pengambilan yang optimal yang memberikan hasil foto yang lebih menarik silahkan buka posting sebelumnya disini http://iwothdigital.blogspot.com/2008/06/tip-and-trik-digital-photography-basic.html
Foto kegiatan konstruksi disamping diambil saat subuh. Perpaduan lagit pagi dan cahaya lampu penerangan menjadi perpaduan yang menarik. Foto diambil dengan kamera compact digital (pocket) dengan auto exposure dimana pemilihan diafragma, kecepatan dan ISO secara otomatis oleh sensor di kamera. Tripod dibutuhkan untuk mengambil gambar karena kecepatan yang dibutuhkan cukup rendah yaitu 1/2 detik.
Pada tutorial ini iwoth mencoba membahas sedikit lebih detil tentang diafragma, kecepatan, iso, dan tentu tips-tips penggunaannya secara manual untuk mendapatkan hasil photo yang lebih menarik.
Diafragma (Apperture)
Karakteristik nilai diafragma selain berfungsi mengatur cahaya yang masuk, juga berfungsi untuk mengatur rentang fokus (depth of field, CMIIW). Nilai diafragma semakin kecil rentang fokus lensa akan semakin pendek, begitu juga sebaliknya. Penjelasan jang paling mudah dilakukan untuk karakteristik ini adalah sebagai berikut: diafragma kecil biasa dipilih untuk detil sebuah object benda misalnya bunga. dengan apperture kecil kita bisa mendapatkan fokus lensa hanya pada object yang diinginkan, sementara foreground dan backgroundnya tidak fokus atau blur. Sedangkan untuk diafragma bernilai besar, biasa digunakan untuk landscape photography dimana dengan apperture besar akan didapat rentang fokus yang panjang atau kita dapat mendapatkan hasil photo dengan fokus tidak hanya pada foreground namun juga pada backgroundnya.
Kecepatan (Exposure Time; Speed)
Kecepatan rendah banyak digunakan untuk mengoptimalkan masuknya cahaya, misalnya kita melakukan pemotretan pada malam hari. Sedangkan kecepatan tinggi banyak digunakan untuk memotret subyek bergerak misalnya memotret sebuah balapan mobil.
ISO/ASA (Film Speed)
From Wikipedia, the free encyclopedia:
Dari kutipan tersebut dapat diterjemahkan bahwa ISO menunjukkan sensifitas media perekaman kamera terhadap cahaya atau lebih jauh sensifitas terhadap kerapatan warna. ISO rendah kurang sensitif jadi lebih membutuhkan kecepatan yang lebih lama. sedangkan ISO tinggi lebih sensitif dan dapat digunakan kecepatan perekaman yang relatif lebih cepat.
Secara praktis pemilhan ISO cenderung dihubungkan dengan kondisi cahaya pada saat pemotretan. Contoh extrimnya adalah sebagai berikut: pada saat pemotretan cahaya rendah misalnya memotret suasana kota pada malam hari, kita dapat menggunakan ISO 1600 dengan kecepatan 1/60 detik. kita masih dapat memegang kamera dengan stabil pada setting kecepatan tersebut dan menghasilkan gambar yang ’dapat dilihat’ cukup jelas. Namun hasil gambarnya tentu akan berbeda jika kita menggunakan ISO 100 dengan kecepatan 3 detik dan pemotretannya menggunakan tripod. Dengan ISO 1600 resolusi warna yang dihasilkan kurang rapat dan cenderung pecah, sedangkan dengan ISO 100 reolusi warnanya akan lebih rapat dan tidak pecah.
Canon EOS 350D; ISO 400; f/5.6; 1/2 sec; 19/06/2008 07:18:28 PM
Canon EOS 350D; ISO 200; f/7.1; 1/400 sec; 20/02/2007 12:30:50 PM
Any comments of this post will be so much appreciated for further discussion
Labels: Digital Photography
Thursday, June 12, 2008
Low Light Photograph
Sunset/Sunset Photography
Photo sunset berikut iwoth ambil di Area Coal Unloading Jetty - PLTU Cilacap. Iwoth saat itu harus berlari-larian dari satu lokasi ke lokasi lain untuk mendapatkan view yang berbeda. Langit yang sedikit tertutup awan membuat iwoth merasa beruntung karena matahari sudah menunjukkan mood siap dipotret walaupun masih agak tinggi. Waktu yang iwoth dapat jadi agak panjang.
Canon EOS 350D ISO 100, F/8, 1/160sec :: 07/12/2006 05:38PM
Untuk photo ini diambil saat iwoth sedang driving terus melihat moment langit dengan komposisi yang bervariasi. Iwoth segera menghentikan Carnivalnya terus memotret langit dengan latar muka tower transmisi sutet. Beruntung iwoth bawa kamera saat itu. Ini juga jadi tips buat anda yang hobby photography, bawalah selalu kamera anda kemanapun anda pergi walaupun cuma compact camera karena moment yang bagus dapat datang sewaktu-waktu tanpa anda sadari.
Pada photo ini iwoth tidak menggunakan tripod dan harus stabil dalam meng-handle EOSnya karena kecepatan yang dipakai juga masih relatif cepat 1/60 detik.
Canon EOS 350D ISO 100, F/6.3, 1/60sec :: 11/01/2007 06:06PM
PLTU Cilacap, diambil dari break water sisi timur. Sangat disayangkan langit tertutup awan sehingga efek sunsetnya tidak bisa diperoleh. Jika langit cerah, tentunya efek kemerahan masih dapat ditangkap, sehingga photo terlihat lebih dramatis. Untuk mengobati kekecewaan, iwoth meng-edit photo ini dengan PS-CS2, dan menggantinya dengan langit senja berwarna merah.. hehehehe.. Silahkan dilihat hasilnya di link berikut http://iwoth.deviantart.com/art/Cilacap-powerplant-68504462
Night Photography
Sama dengan sunset photo, untuk pemotretan di malam hari memerlukan dukungan kamera agar kamera tidak bergerak pada saat proses perekaman gambar yang membutuhkan waktu lama. Lama waktu proses perekaman gambar tergantung dari diafragma dan ISO yang digunakan. Untuk ISO semakin besar (misal 800 atau 1600) waktu yang dibutuhkan tentu tidak selama kalo dengan ISO 100 atau 200. Namun dengan ISO yang besar kerapatan warnanya tentu juga akan kurang atau pecah. Gampangnya, ISO rendah hasil kerapatan warna fotonya akan lebih baik dibanading ISO yang lebih tinggi, namun membutuhkan waktu perekaman yang lebih lama. Untuk low light photo, ISO rendah tentu akan membutuhkan waktu yang lebih lama, artinya stabilitas posisi kamera menjadi hal paling penting untuk menghindari camera shake.
Photo di atas adalah photo kilang minyak Pertamina di Balongan, Indramayu. Photo diatas diambil pada waktu subuh saat iwoth melintasi wilayah tersebut dalam perjalanan dari Jogja ke Jakarta. Iwoth mengambil gambar dari jarak sekitar 300 meter ditepi jalan raya cirebon-indramayu. beberapa shoot iwoth ambil dengan melakukan variasi posisi dan setting kamera yaitu dafragma,kecepatan, dan zooming lensa.
Canon EOS 350D ISO 200, F/5, 3.2 sec :: 16/05/2007 04:38AM
Indoor Photography
Photo indoor mungkin paling banyak dilakukan baik oleh profesional maupun khalayak pada umumnya misalnya memotret keluarga atau acara resmi seperti pernikahan. Biasanya kita menggunakan lampu flash untuk melakukan pemotretan dengan setting otomatis untuk menjamin hasil foto ’dapat dilihat dengan jelas’. Pernahkan anda berpikir untuk mencoba tanpa menggunakan lampu flash dan menggunakan setting manual untuk mendapatkan hasil foto yang lebih menarik dan terkesan natural..? Ada baiknya anda mencoba dan membandingkan hasilnya.
Pada foto indoor, secara umum terdapat setidaknya tiga sumber cahaya yaitu cahaya natural matahari yang menembus ruangan lewat pintu atau jendela, cahaya lampu fluorescence (neon) dan cahaya lampu Incandescent (pijar). Ketiga cahaya tersebut akan memberikan efek berbeda pada hasil foto jika direkam secara natural tanpa lampu flash. Pada saat pemotretan, perlu diperhatikan setting White Ballance-nya untuk mendapatkan hasil photo yang optimal. Tips untuk indoor photo, dapat digunakan ISO 200 sd 400 untuk mendapatkan setting kecepatan yang tidak terlalu lambat sehingga dapat dihindari terjadinya camera shake. Perlu diingat untuk pemakaian ISO yang terlalu tinggi (ISO800) kita bisa memotret dengan speed yang lebih cepat tapi ada resiko resolusinya menjadi pecah.
Canon EOS 350D ISO 400, F/5.6, 0.6 sec :: 21/03/2008 08:48PM
Photo kucing disamping diambil pada posisi kucing disamping jendela. Iwoth agak menunduk untuk me’level’kan kamera dengan mata si kucing. (silahkan klik posting sebelumnya tentang melevelkan kamera dengan mata subyek http://iwoth.blogspot.com/2008/05/tip-and-trik-digital-photography.html Photo ini akan lebih menarik jika saya menggunakan reflektor untuk sedikit manambah cahaya pada sisi kanan muka si kucing. Reflektor bisa dibikin dari lembaran kertas dengan ukuran yang disesuaikan yang pada intinya adalah untuk menambah cahaya dan mengurangi tingkat kegelapan bayangan.
Konica Minota DiMAGE Z3, ISO 100, F/3.5, 1/60 sec :: 03/08/2006 01:23PM
That’s all for the Low Light Photography Tip and Triks.. Any comment will be very appreciated..
Salam, iwoth
ps: tutorial photography yang sama juga diposting di http://iwoth.blogspot.com/
Labels: Digital Photography
Basically photograph can be defined as recording light that goes trough the lens of a camera. Jadi boleh dibilang cahaya adalah hal yang paling penting dalam menciptakan sebuah photo. Dengan kata lain, hasil photo yang bagus akan banyak ditentukan oleh respon kita terhadap cahaya dan bagaimana kita memilih pencahayaan. Cahaya sendiri pada dasarnya terdiri dari dua jenis, yaitu cahaya natural misalnya cahaya matahari, dan buatan misalnya cahaya lampu.
Pemotretan di bawah cahaya matahari
You can get plenty of light out of the sun, that’s for sure. However, you might have to wait a bit if you want the light to have the quality that you need for your picture. (Philip Greenspunhttp://photo.net/making-photographs/light)
Maksudnya pada saat pemotretan dengan sumber cahaya matahari, kita dengan mudah bisa mendapatkan pencahayaan yang cukup namun kita harus menunggu atau memilih waktu yang tepat untuk mendapatkan kualitas cahaya yang terbaik yang kita inginkan untuk hasil photo yang terbaik.
Canon EOS 350D ISO 100, F/8, 1/200 sec :: 24/07/2007 09:15PM
Waktu yang baik untuk pemotretan
Waktu yang baik untuk pemotretan under the sunlight tentunya pada saat-saat dimana cahaya matahari tidak terlalu kuat yang dapat menimbulkan efek bayangan yang tidak diinginkan. Tidak semua efek bayangan adalah buruk, untuk pemotretan siluet saat sunset bayangan matahari justru dapat menghasilkan efek yang dramatis.
Untuk lanskap photography waktu yang baik tentunya adalah pagi hari. Banyak postcard yang bergambar lanskap berupa persawahan di Bali yang dipotret pada saat pagi hari yang cerah. Kekuatan cahaya matahari pagi belum begitu kuat memberikan efek warna menjadi lebih sejuk. Bayangan yang ditimbulkan juga tidak terlalu kuat.
Photo diatas diatas diambil pada jam setengah delapan pagi, langit sangat cerah. Suasana segar dapat terekam dengan bagus. Diafragma diambil F/8 untuk memperpanjang rangge fokus (depth of field) karena gambar diambil pada jarak yang cukup jauh.
Canon EOS 350D ISO 200, F/8, 1/200 sec :: 22/12/2006 07:33AM
Pada foto diatas, pemotretan dilakukan pada pagi hari dengan menggunakan teknik backlight, sinar matahari yang tidak terlalu kuat justru menimbulkan efek rambut dan jaket yang berkilau sementara wajah dan tubuh bagian depan tidak terlalu gelap.
Foto anak-anak bermain di pantai Renehan diambil
pada sore hari. Cahaya matahari masih tampak kuat. iwoth menunggu momen yang pas dan mengambil gambar saat ’the boys’ menghadap matahari.
Canon EOS 350D ISO 100, F/8, 1/320 sec :: 18/03/2007 03:17PM
bersambung ke chapter selanjutnya..
any comment will be appreciated.
Salam, iwoth..
ps: tutorial photography yang sama juga diposting di http://iwoth.blogspot.com/
Labels: Digital Photography
Portrait Photography
Secara garis besar, tips untuk foto potrait tidak terlepas dari aturan 1/3 (onethird rules) yang sudah dibahas pada chapter sebelumnya yaitu menempatkan subject pada daerah 1/3 atau 2/3 frame baik untuk orientasi horisontal maupun vertikal. Hal yang perlu dicermati adalah memberikan ruang yang lebih besar pada frame pada arah pandangan subyek, terlebih untuk foto close up, penerapan aturan 1/3 sangat berpengaruh besar pada hasil foto. Foto close up berikut diambil dengan memberikan ruang ’sedikit’ lebh banyak pada sebelah kiri, karena subject cenderung menghadap ke kiri. Hal yang sama juga diterapkan untuk foto Arfan maen bola di bawahnya dimana ruang kosong di sebelah kiri diberi porsi yang cukup besar.
Motret anak-anak. Saat-saat yang indah bersama anak-anak memang menjadi moment yang harus selalu diabadikan baik dirumah, apalagi pada saat piknik bersama keluarga. Motret anak-anak sebenarnya ngga terlalu susah, namun kadang-kadang hasilnya kurang begitu bagus, misalnya badan anak yang dipotret terlihat lebih pendek, lebih gendut dan kurang proporsional. berikut tips memotret anak-anak dan bayi agar hasilnya lebih enak dilihat.
- Levelkan atau sejajarkan lensa kamera dengan ketinggian mata anak yang dipotret. Tip ini sering dilupakan atau kurang dimengerti secara umum. Kita tanpa sadar hanya berdiri dan langsung memotret kearah anak-anak, alhasil, anak kita jadi kelihatan lebih pendek dan kurang menarik. Lakukan tips barusan dengan sedikit membungkuk, atau jongkok kalo perlu. Cobalah, foto anak kita pasti akan lebih baik dan lebih enak dilihat. ingat, aturan 1/3 yang sudah dibahas dalam chapter one jangan dilupakan.. Pada foto dibawah, iwoth motret Arfan agak menunduk untuk dapat melevelkan kamera dengan mata si Arfan.
- Tips yang sama juga bisa diterapkan pada saat kita motret bayi yang sedang dalam posisi tidur. Hadapkan kamera pada wajah atau mata bayi.
Motret binatang
Sama halnya dengan memotret anak-anak, motret binatang khususnya binatang piaraan yang ukurannya relatif kecil perlu ekstra hati-hati dalam menempatkan kamera agar dapat berhadapan dan di levelkan dengan wajah atau mata binatang. Usaha ekstra perlu dilakukan jika anda menggunakan kamera SLR yang harus melihat subject lewat view finder. Untuk dapat melevelkan kamera terkadang kita harus dalam posisi berbaring atau tengkurap. Phew..
Motret Mobil
Banyak tips untuk motret mobil kesayangan kita.
- Arahkan roda kesamping seolah lagi belok. Cara ini bisa bikin hasil foto mobil lebih menarik. Foto berikut contoh arah roda yang dibelokkan walopun ngga terlalu ekstreem. Cobalah untuk memotret dengan arah roda yang lurus dan dibelokkan, pasti hasilnya akan berbeda..
- Ambil salah satu sisi mobil untuk jadi panduan untuk disejajarkan dengan salah satu sisi frame foto. Pada foto berikut garis merah menunjukkan salah satu sisi mobil yang disejajarkan pada salah satu frame foto
That’s it for the Chapter Two.. see ya in the next Chapter Three.. Insya Allah..
you can click this link to see iwoth’s photo gallery @ Deviant.Art
http://iwoth.deviantart.com/gallery/
Labels: Digital Photography
http://iwoth.deviantart.com/gallery/
First.. Very basic photography.. Holding the camera..
Memegang kamera dengan stabil sangat disarankan pada saat kita memotret dengan menggunakan zoom. Saat zoom kita besarkan secara penuh misalnya pada 200 mm atau 300mm, jika terjadi goyangan sedikit saja pada saat proses perekaman, akan berakibat foto kita jadi buruk atau blur...
Pada level ini iwoth pingin share tentang bagaimana memotret dan menempatkan subject ke dalam sebuah frame foto sehingga foto kita akan tampak lebih menarik. Istilah subject yang iwoth pakai disini maksudnya adalah obyek gambar dalam istilah keseharian secara umum. Kedengaannya cukup aneh, motret subject aja koq ada teorinya.. iwoth is not gonna discusse about teory, karena itu adalah jatahnya para pakar, hehehe.. iwoth pingin share tentang fakta bahwa memotret subject dalam penempatan dan posisi yang berbeda ternyata memberikan daya tarik yang berbeda..
Oke, let’s start diskusinya..
Pada umumnya jika kita memotret sebuah subject, secara refleks kita pasti akan menempatkan subject tepat ditengah-tengah frame foto. Pada saat kita memotret sesorang bahkan kadang-kadang kita tidak sadar kalau ada bagian tubuh misalnya bagian kaki terpotong karena perhatian kita fokus pada wajah. Cara memotret yang demikian bukan berarti hasil foto akan buruk, tapi ada tip memotret dengan cara lain sehingga hasil fotonya akan tampak lebih menarik dan enak dilihat. atau bahasa tukul-nya bagaimana hasil fotonya delicious for the eyes.. hehehe..
pada foto broken statue disamping iwoth memotret patung dalam posisi tidak persis pada tengah-tengah. Garis kuning adalah centre-line dari sebuah frame.
Terdapat satu aturan yang disarankan oleh para pakar yang disebut dengan istilah rule of third atau aturan sepertiga (kira2 aja ngartiinnya..) aturan ini membagi frame menjadi sembilan bagian dengan membuat garis bagi masing sepertiga baik horizontal maupun vertikal. Point of interest terletak pada garis bagi 1/3 atau 2/3.
Selanjutnya, Anda dapat membandingkan sendiri foto dengan memotret subject tepat ditengah dengan subject yang diposisikan pada point of interest menurut rule of third.. Mana yang lebih menarik..?
Second tip for position and framing.. Jika anda sudah dapat memahami tentang penempatan subject dengan mengikuti aturan rule of third, tips selanjutnya adalah dimana sebaiknya subject ditempatkan, pada posisi 1/3 atau pada posisi 2/3. Tips-nya sangat sederhana yaitu menempatkan posisi subject dengan mengamati arah pandangan subject. kita lihat foto welder di atas.. sang welder cenderung melihat arah kesebelah kiri dalam frame. Saat memotret welder, iwoth menempatkan Tuan Welder pada garis sepertiga bagian kanan dimana iwoth memberikan ruang yang lebih banya pada arah pandangan Tuan Welder. Begitu juga pada foto Bang Oka yang lagi nge-shoot dengan Canon EOSnya, iwoth memberikan ruang yang lebih banyak pada frame bagian kanan, karena Bang Oka melihat ke arah kanan..
Jka pandangan subject cenderung melihat keatas, berikan ruang yang lebih banyak juga dibagian atas frame.. Pada foto Tuan Welder diatas, ruang kosong bagian kiri dan atas dapat diberi porsi yang lebih banyak.. Simpelkaan... Silahkan dicoba dan rasakan bedanya.. :)
Image-image berikut adalah contoh-contoh penempatan subject dalam sebuah frame.
to be continued on the next tutorial on chapter two..
Salam..
Labels: Digital Photography